Expo Profesi Keuangan 2021

Webinar Ekspo Profesi Keuangan tahun 2021 telah dibuka tanggal 11 Oktober 2021 oleh Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia Prof. Suahasil Nazara, S.E., M.Sc., Ph.D dan dihadiri oleh 13 Ketua Umum Asosiasi Profesi yang dibina oleh Pusat Pembinaan Profesi Keuangan - Kementerian Keuangan berjalan dengan sukses dan lancar. Pada kesempatan kali ini IAMI diwakili oleh Wakil Ketua Umum bidang Hubungan Kelembagaan dan Korporasi yaitu Haru Koesmahargyo, CPMA, Asean CPA.
Ini adalah kali ketiga Institut Akuntan Manajemen Indonesia ikut berpartisipasi dalam kegiatan Ekspo Profesi Keuangan Kementerian Keuangan. Webinar dalam rangka Ekspo Profesi Keuangan kali ini IAMI mengankat tema “ How Data Science is Changing The Future of Accounting Profession” dengan menghadirkan narasumber yaitu R. Robby (E&Y Partner, Technology Consulting) dan Syaiful Ali (Associate Professor Accounting Dept. FEB UGM) dan dimoderatori oleh Henry Waidan Frederick, CPMA (Anggota Dewan Pengurus IAMI).
Data Science saat ini merupakan topik yang saat ini sedang “trend”, meski istilah Data Science sudah ada sejak 2009. Teknologi yang belakangan berkembang sangat cepat dan didorong dengan adanya pandemic Covid-19 yang memaksa kita untuk secepatnya berubah membuat peran Data Science menjadi penting, apalagi dengan adanya fenomena Big Data.
Sebagai seorang akuntan manajemen kita diminta untuk terus menerus melatih dan meningkatkan level kemampuan teknisnya terkait data dan juga mindset dalam menganalisa data sehingga memiliki peran yang jauh lebih luas daripada saat ini. Lalu bagaimana data science mengubah atau memberi perubahan kepada profesi akuntan manajemen?
“Dahulu perusahaan yang memiliki value yang besar adalah perusahaan minyak, tetapi sekarang kita melihat bahwa perusahaan besar bukan lagi yang mengeksplor minyak atau sumber daya alam tetapi yang mengeksplor data sebagai bahan bakunya” dikutip dari pemaparan narasumber pertama yaitu bapak Syaiful Ali.
“The world’s most valuable resource is no longer oil, but data” (The Economist, 2017). Ini adalah latar belakangan kenapa data sangat penting bagi daya saing sebuah organisasi. Lalu bagaimana mengoptimalkan data dalam mengambil keputusan organisasi karena jadi banyak sekali yang dapat diperoleh dari data ini.
Dalam bisnis apapun levelnya kita semua membutuhkan informasi untuk membuat keputusan, hal ini membutuhkan informasi yang bahan bakunya adalah data. Sehingga ketika organisasi akan melakukan pengambilan keputusan maka akan banyak mendapat benefit seperti valuable insight, continual growth, improved program outcomes, optimized operations, prediction of future trends, dan actionable insight.
Kita dapat melihat adanya decreasing demand perusahaan atas pekerjaan. Decreasing demand ini bukan berarti bahwa akan hilang atau akan tergantikan tetapi lebih kearah pengurangan kuantitas dan juga tumbuhnya demand baru atas skill atau job dimasa depan yang diharapkan akan semakin meningkat dan dibutuhkan oleh organisasi saat ini.
Dalam sebuah survey dari top 10 largest IT Investments of Organization, 2009-2019, dimana organisasi paling banyak menginvestasikan uangnya untuk IT adalah nomor satu adalah untuk Analytics Business Intelligence Data.
Apa itu Data Analytics?
Pada intinya data analytics adalah penggunaan data, memanfaatkan alat statistik dan kuantitatif lalu melakukan exploratory and predictive analysis yang dipakai untuk men-drive business decisions and actions.
Ini bukanlah hal yang baru dahulu ketika bisnis mulai kita sudah memakai data untuk membuat keputusan bisnis hanya bedanya saat ini kita punya fenomena yang namanya big data, dimana data yang terlalu besar, terlalu kompleks untuk dianalisis secara tradisional. Tidak mampu lagi untuk menggunakan kalkulator atau excel.
5 fase dalam big data yang kita bisa lihat dalam organisasi, yaitu:
- Fase dimana organisasi membutuhkan data untuk memantau kinerjanya
- Fase business insight dimana data yang kita pakai bukan hanya untuk deksriptif tetapi juga untuk memprediksi.
Pergabungan data yang di combain sedemikian rupa ini untuk memprediksi kira-kira kedepannya akan seperti apa sehingga akan masuk fase big data.
- Fase business optimization dimana tidak hanya memprediksi tetapi kita diberitahu apa yang harus dilakukan sperti operational insights rekomendasi.
- Fase data monetization dimana data-data yang diperoleh tadi dipakai untuk recreate new sources of revenue.
- Fase terakhir adalah Business Metamorphosis fase dimana karena begitu optimalnya proses ini tidak lagi menggunakan mode bisnis lama. Model from selling products to selling, semua di drive oleh data.
Jadi perbedaan antara business intelligence dengan data science adalah business intelligence ada pada fase pertama yaitu descriptive analysis standard reporting yang menjawab pertanyaan what happened? Ini yang sekiranya adalah secara tradisional sebagai profesi posisinya disini, kedepan diharapkan agar dapat bergeser ke data science. Sedangkan data science adalah Penggunaan data untuk memprediksi apa yang akan terjadi dimasa depan dan lalu melakukan predictive dan prescriptive analytics ini menjawab pertanyaan why? what will? what should i do?
Apa itu Data Science?
Dalam kutipan (Lewis,M. 2004) “Data science is about finding new variables and metrics that are better predictors of performance”. artinya kita perlu kreativitas dalam mencari peluang dalam meningkatkan daya saing dalam organisasi. Ini mengarah kepada domain akuntan manajemen dalam konteks data science karena akuntan manajemen memiliki banyak berperan dalam posisi ini.
Tools yang dipakai dalam data analytic pada fase pertama ada excel, basic database, audit (IDEA, ACL), visualization, sedangkan untuk fase dua dan seterusnya dibutuhkan advanced programming languages. Data science bisa diterapkan pada management accounting antara lain dalam risk identification, risk management, operational improvements, forecasting, optimization models.
Akuntan manajemen melihat perkembangan teknologi bukan sebagai ancaman tetapi sebagai cara bagi kita untuk meningkatkan peran dalam organisasi dan untuk memberikan value kepada bisnis kita, bagaimana membantu meningkatkan perbaikan-perbaikan peningkatan kinerja orgnanisasi.
Peranan akuntan manajemen yang kita bisa terapkan adalah kita bisa menjadi analytics translator yang memahami proses data science seperti apa bekerja dengan data scientists. Atau nantinya kita bisa menjadi data analyst.
Nara sumber kedua yaitu bapak R. Robby memaparkan bagaimana perspektif data science dalam kacamata bisnis dan bagaimana pengembangan serta penerapannya dalam bidang industri serta tantangannya.
Belakangan sistem otomatisasi menjadi pertanyaan banyak orang, apakah profesi akuntan akan digantikan oleh AI? Jawabannya adalah tidak, tidak semua profesi akan tergantikan oleh mesin, tentunya untuk hal-hal yang repetitif, atau bersifat rutin seperti data entry tentunya akan bisa diotomatisasi dan diganti atau dibantu oleh data science technology akan tetapi untuk yang sifatnya seperti financial, invesment management itu tentunya tidak akan bisa diganti. Sistem ini berfungsi untuk membantu management accounting dalam keefektifan bekerja.
Analytics itu sendiri memiliki fungsi dimana informasi yang dihasilkan oleh data tersebut dapat disalurkan dan disajikan secara tepat, tepat waktu, tepat sasaran dan juga diharapkan dapat menjawab challenge dan business questions.
Data analytics dan data sciences ini tidak terbatas hanya dalam organisasi/perusahaan saja tetapi bagaimana caranya untuk mengintegrasikan data tersebut ke semua bagian.
Dalam kutipannya dijelaskan bahwa :
"Data is the new oil"
"Data is the new uranium"
Karena data mempunyai kekuatan yang bila digunakan secara baik akan memberikan manfaat luar biasa bagi perusahaan, tetapi disisi lain juga memiliki risiko bagi perusahaan apabila tidak digunakan secara benar.
Dengan pemaparan dari kedua Nara Sumber kali ini, harapannya Indonesia dapat mengambil momentum dan kedepan dapat lebih dengan mengadopsi kemampuan yang relevan, data science adalah salah satunya dan tentunya perkembangannya ini sangat dinamik sehingga kita harus bisa beradaptasi dan memotivasi diri untuk terus mempelajari hal baru. Keterbukaan atas teknologi harus menjadi potensi bersama untuk memperkuat dan meningkatkan kemampuan kita sebagai akuntan, terlebih akuntan manajemen.
Narasumber kedua juga menyampaikan bahwa terdapat kerelevenan antara Analytics dengan Silabus CPMA yang dimiliki IAMI. Untuk itu sudah sangat tepat apabila seorang akuntan manajemen mengikuti ujian CPMA untuk menambah pengetahuan serta menguji kemampuan terkait data science.
Tak Lupa Dewan Pengurus Pusat IAMI mengucapkan terima kasih kepada Pusat Pembinaan Profesi Keuangan - Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang telah memberi kesempatan kepada IAMI untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman serta berpartipasi dalam kegiatan Ekspo Profesi Keuangan tahun 2021, semoga apa yang dipersembahkan oleh IAMI dapat bermanfaat bagi Profesi Akuntan di Indonesia, sukses selalu untuk Pusat Pembinaan Profesi Keuangan - Kementerian Keuangan.
Salam.